cerita cinta indah


Judul             : hanya sebatas jalan pembaik
writer            :  Aadaus
 “JALAN PEMBAIK”
Daus,daus,, ayo bangun, kamu mau kuliah tidak ? suara ibuku seperti biasa yang mengusik tidurku yang lelap. Iya, iya, jawabku sambil berusaha untuk membuka mata yang masih sayup.
Bagi saya, Ibu adalah seorang yang tangguh, pantang menyerah, sang motivator ulung, sang guru no 1 di dunia yang tidak pernah mengeluh dan selalu berbuat yang terbaik dalam membesarkan saya dan saudara-saudara saya yang lainnya. Apalagi setelah ayah wafat, ia menjadi seorang single parent yang tetap tegar bagai batu karang yang tetap kokoh berdiri walau ombak dan gelombang lautan tak henti-hentinya menerpa.
 Ibu saya benar-benar menjadi inspirasi bagi saya. Dalam semangatnya itu terpancar jelas diraut wajahnya suatu harapan kepada kami anak-anaknya menjadi orang yang berhasil dan mempunyai kehidupan yang lebih baik darinya. Ia benar-benar orang yang super sibuk, karena selain mengurus urusan di rumah, ia juga disibukkan dengan aktivitas mengajar mengaji anak-anak di kampung saya. Selain daripada itu, ia juga menjadi bidan kampung atau dalam bahasa kampung kami biasa di panggil nyi paraji. Apalagi setelah di sekitar kampung saya di bangun beberapa perumahan-perumahan baru, ibu semakin sibuk, karena banyak diantara orang-orang dari perumahan itu yang meminta jasa ibu saya untuk mengajar mereka mengaji. Bagi ibu pantang menolak jika ada orang yang meminta bantuan dalam urusan agama. Karena baginya, bisa membagikan ilmu yang ia punya merupakan suatu kebahagiaan yang tidak bisa ditukar dengan apapun di dunia ini.
Saya pun segera bangun, saya rapihkan tampat tidur dan membuka jendela yang menutupi kamar. Dari balik kaca yang sedikit basah oleh embun pagi yang bening sebening hati ibu,  terlihat  mentari malu-malu menampakkan sinarnya dibalik sekumpulan awan-awan yang terlihat seperti segerombolan domba-domba yang sedang berlarian di angkasa. Hari ini hari minggu, seperti biasa setelah di sibukkan dengan rutinitas kerja selama seminggu, hari ini saya masuk kuliah. Setelah sarapan dan mempersiapkan berbagai keperluan untuk kuliah, saya langsung berangkat ke kampus. Jarak dari rumah saya ke kampus lumayan jauh, kira-kira 40 menit perjalanan.
Setiba di kampus saya langsung mendatangi teman-teman yang lebih dulu datang. Sebelum acara perkuliahan di mulai, saya dan yang lainnya duduk di depan pas pintu masuk ke dalam kampus. Tanpa saya sadari mata saya tertuju pada seseorang yang sedang memasuki pintu kampus. Dia adalah seorang wanita yang memakai kerudung dengan tas hitam yang lumayan besar di pinggangnya. Dengan langkah pelan dia membuka pintu dan masuk kedalam kampus kemudian menghampiri teman-temannya.
Sejak saat itu dan selang beberapa hari ada satu hal yang memenuhi pikiran saya, hal tersebut adalah kata beda ”, iya kata beda. Tak lama kemudian saya pun menemukan jawaban yang ke dua, dia terlihat beda karena ia tampil dengan apa adanya dengan dirinya yang sebenarnya.
Saya dan dia kuliah dalam satu lingkungan kampus, tetapi kami beda jurusan. Saya mengambil jurusan teknik industri, sedangkan dia mengambil jurusan teknik informasi. Saya mencoba dan terus mencoba agar saya dapat berkenalan dengan dia, dan suatu hari saya tahu namanya, namanya adalah Khairunnisa, ya, Khairunnisa. Khairunnisa adalah sebuah nama yang berasal dari bahasa Arab, yang artinya “Wanita yang baik” Saya mengetaui hal tersebut melalui situs jejaring sosial Face Book. Sejak saat itu saya mulai menjadi temannya, tapi itu belum di dunia nyata. Saya menjadi temannya di face book dengan mendapat akunnya dari temannya yang lebih dulu jadi teman saya. Sejak saat itu saya mulai menjalin komunikasi dengan dia, walaupun belum terlalu sering.
Suatu hari saya membuat sebuah setatus di Face Book, Hari ini saya sangat bahagia,karena ada seseorang yang saya suka, jika rab yang maha kuasa menitipkannya pada saya, tidak ada hal apapun yang mau saya rubah dalam dirinya, karena saya suka dia apa adanya”. Betapa kagetnya saya, ketika saya mengecek status yang saya buat itu, hal tersebut karena dia mengomentari status saya. Begini komentarnya, “ehm, siapa tuh, romantis banget sih !!!!!! .” Ada aja, pokoknya ini spesial banget. Hmm, tapi sudah ada yang punya belum ya ” , saya membalasnya.” Coba saja shalat istiharah, minta petunjuk-Nya ”, dia balas menjawab,” terima kasih ya” , jawab saya.
Setelah itu saya mencari jalan untuk dapat bertemu dengan dia secara langsung. Tapi saya tidak bisa memintanya secara langsung. Hmmm, dimana ada kemauan di situ ada jalan, memang benar pepatah itu. Salah satu kesukaan dia adalah komik, salah satu komik yang dia suka adalah komik Detektif konan, saya tau hal tersebut dari daftar profil di FBnya. Dengan alasan meminjam komik saya rasa saya dapat bertemu secara langsung dengannya.
Setelah sebelumnya saya mengatakan lewat face book ingin meminjam komik padanya, hari itu setelah acara perkuliahan selesai, komik yang mau saya pinjam akan saya ambil. Saya selesai kuliah lebih awal dari dia, dan saya menunggu sekitar 2 jam. hmm, cinta memang butuh kesabaran dan pengorbanan. Ketika keluar kelas dia sedikit bingung, matanya menengok ke kiri dan ke kanan, ya walaupun sudah kenal sekitar satu bulan tapi hari ini adalah hari di mana kami bertatap muka secara langsung. Nisa sini , panggil saya dari kejauhan, dia pun segera menghampiri,”mana komiknya” , tanya saya, “ni ada “, jawab dia. Komiknya ada dua, yang satu edisi lama yang satu lagi keluaran terbaru ” , dia menjelaskan” , ” makasih ya” ,  jawab saya.
Setelah komiknya saya terima, saya pulang lebih dulu dan dia masih berkumpul dengan teman-temanya. Setelah itu saya sering sharing masalah komik dengannya dan saya juga sering minta pendapatnya tentang masalah yang sedang saya alami. Suatu hari karena rasa rindu yang teramat dalam, saya mencoba meneleponnya, tapi tidak di angkat. Tidak lama kemudian dia mengirim pesan singkat “daus ada apa tadi miskol”,” kangen saja sama suara Nisa”saya membalas. Mungkin dia kaget atau sedikit marah, karena dia tidak membalas sms saya. Saya putuskan untuk sms dia lagi dan meminta maaf atas masalah ini.
Hari demi hari pun berganti, minggu ke minggu telah di lalui, tetapi dia selalu ada saja di benak saya. Rasa gelisah dan bimbang menghantui saya. Apakah saya harus menyatakan perasaan ini sementara di sisi lain dia belum mengenal saya secara lebih jauh, sehingga rasa kepercayaannya pada saya kurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Dalam kebimbangan saya untung saja ada salah satu teman saya yang bisa meyakinkan saya, namaya Andri. hmm, kalau urusan wanita dialah jagonya. Sejak saya berteman dengan dia waktu SMP entah berapa wanita yang pernah menjadi pacarnya, saya pun tak bisa menghitungnya. “ Kita harus memperjuangkan apa-apa yang kita yakini dan kita inginkan, jangan sampai nanti menyesal kemudian. Mau kenal sehari,seminggu, sebulan, setahun, sama saja, yang penting hati kita yakin adanya”, katanya pada saya.Ok, baik bos” jawabku.
Pucuk dicinta ulampun tiba. Suatu hari, entah kebetulan atau tidak ada sms dari dia yang menurut saya sms itu tidak hanya ditunjukan pada saya, tapi kepada semua teman-temannya. “ Jika hari ini hari kejujuran sedunia, apa yang mau anda katakan pada saya ? pilihannya “ kamu cantik, kamu baik, aku suka kamu tapi dulu, kamu ngebosenin, yours best friends, kamu pandai, kamu imut. Kirim sms ini ke semua teman kamu dan jangan kaget sama balasan mereka!
“maaf ya, jawabannya bikin sendiri ni. Anda sederhana, karena itu anda beda, dan karena itulah saya suka. Saya suka anda apa adanya dan tidak ada hal apapun dalam diri anda yang mau saya merubahnya, karena itulah memang adanya tentang pendapat saya mengenai diri anda” jawab saya. “Apa yang membuat anda berpikiran saya ini mempunyai kesederhanaan seperti yang anda maksudkan?, balasnya.” Nisa itu kalau berpakaian atau berpenampilan apa saja cocok,  ngepas saja, jawab saya.”daus begini ya, daus jangan melihat Nisa dari penampilan luarnya saja, jadi nisa tidak sesederhana yang daus kira”dia menjawab. ” Nisa, asalkan Nisa tahu, daus ini tidaklah melihat Nisa hanya dengan mata yang ada dikepala saja, tapi dengan mata hati juga. Karena daus benar-benar yakin” saya berusaha meyakinkan. Tetapi dia tidak membalas sms yang terakhir itu.
Saya mencoba merenung dan melakukan instrofeksi diri. Saya putuskan untuk meminta maaf atas masalah ini, dan saya sadar seharusnya saya tidak mengungkapkan perasaan ini hanya dengan sms atau lewat face book saja. Saya harus mengatakan langsung kepadanya. Setelah kejadian itu saya tetap berkomunikasi dengan dia, tetapi saya berusaha menjaga perasaan dengan hanya membahas masalah-masalah yang umum, seperti seputar mata kuliah di kampus, tentang komik, dll.
Satelah saya rasa suasana kami telah mencair dan sudah akrab, saya putuskan untuk memintanya agar bisa bertemu sacara langsung karena ada sesuatu hal yang ingin saya bicarakan. Suatu hari, tepatnya malam minggu saya menelponnya :
Saya    : assalamualaikum.
Dia       : waalaikumsalam.
Saya    : nisa sekarang diamana ?
Dia       : dikampus
Saya    : sekarang daus kekampus ya, soalnya ada seseuatu hal yang mau di bicarakan!
Dia       : ooooo, kalau sekarangtidak bisa, besok saja di kampus setelah pulang kuliah.
Saya    : ya sudah besok saja, makasiah ya.
Besoknya dengan rasa penuh harap dan cemas saya tekadkan pada diri saya, bahwa apa saja semua yang ada di dalam hati saya harus di ungkapkan padanya. Tidak seperti biasa saya bangun pagi-pagi sekali, padahal tadi malam saya tidur sekitar jam 12, tapi jam  4 saya sudah bangun. Saya  langsung mandi  dan setelah itu melaksanakan shalat subuh, dan berdoa semoga hari ini diberikan kekuatan untuk dapat bisa mengungkapkan semua perasaan yang ada di hati .
Hari yang cerah dengan mentari bersinar terang seperti mengikuti arah langkah perjalanan ke kampus. Ia memberikan kehangatan dan semakin memantapkan niat di hati ini. Setiba dikampus saya berkuliah seperti biasa. Sewaktu istirahat saya menanyakan tentang janji kami untuk dapat bertemu berdua karena ada sesuatu hal yang ingin di katakan padanya. Dan dia berkenan untuk menemui saya setelah pulang kuliah nanti. Ketika jam kuliah terakhir belum selesai, ada sms masuk, sms itu ternyata dari dia. Dia mengatakan bahwa acara kami untuk bertemu di batalkan, karena dia hari itu akan menjenguk salah satu staf dosen yang sakit.
Dikarenakan ketetapan hati yang membisikan bahwa hari ini, apa-apa yang ada didalam lubuk hati ini harus saya ungkapkan semua, saya putuskan untuk menunggunya pulang dari rumah sakit. “Nisa pulang dari rumah sakit jam berapa, daus tunggu di panca ya ! ,tanyaku. “daus, daus pulang saja, nisa sudah pulang dari tadi, lagian inikan sudah malam, mana boleh nisa keluar ! jawabnya.
Selang beberapa menit tiba-tiba  telepon masuk daus begini ya, jangan suka ganggu pacar orang,” kata dia. “ maksudnya apa ni”, balas saya,”pokoknya jangan suka gangguian pacar orangdia membalas. “pacar orang siapa maksudnya ?” tanya saya penasaran.” Itu lo nisa, tadi dia telpon sama aku, katanya daus telepon dia terus “ dia menegaskan. “ooooo jawabku dengan tenang tapi benar-benar bimbang.
Setelah kejadian itu saya berusaha untuk meminta kejelasan dari nisa soal seseorang yang mengatakan bahwa ia adalah pacarnya, tetapi dia tidak menjawab apa yang saya tanyakan itu. Akhirnya saya   juga tahu bahwa memang benar dia itu sudah punya pacar. Saya tau hal tersebut bukan dari dia langsung, melainkan dari salah satu komentar temannya di face book yang mengomentari statusnya, yang menanyakan kapan dia akan menikah dengan pacarnya tersebut.
Hati ini benar-benar galau. Rasa bimbang, resah, kalut, manyatu dan membuat saya seperti kehilangan arah yang tak tahu harus kemana kaki ini melangkah, rasanya kaki ini seperti terpaku ke dalam perut bumi, badan seperti melayang, dan pikiran seperti sinyal telpon di atas lautan, semua terasa seperti mimpi. Tiba-tiba dari balik pintu terdengar suara lembut memanggil, “daus,daus , sudah waktunya shalat maghrib, ayo shalat dulu”. Itu adalah suara ibu saya, yang lembut bagai sutra dan bening seperti embun pagi yang menempel diatas rumput sapana. Setelah shalat maghrib saya membicarakan tentang masalah ini dengan ibu , dengan nada halus dan pelan ibu berkata” anakku, jangan mengeluh hanya karena mawar yang berduri, tetapi bersyukurlah ada duri yang menghasilkan bunga”.. Dan anakku ketahuilah bahwa rahmat itu terkadanag datang dalam bentuk penolakan,kegagalan,kekecewaan, tetapi jika kita sabar pasti bentuk aslinya akan segera tahu juga”. Hmm, kata-kata ibu saya  benar-benar membuat saya tenang dan mengeluarkan saya dari rasa penat yang membelenggu. Ibu, kau memang sang motivator yang ulung, yang tiada duanya.
Setelah mendapat nasehat dari ibu, saya merenung dan terus merenung, dalam kesunyian malam yang bertemankan suara jangkrik dan kodok yang saling bersahutan, saya menemukan jawaban tentang kata-kata yang  di ucapkan oleh ibu. Pada dasarnya memang sangat menyedihkan jika kita mencintai sesorang dengan tulus tetapi kita tidak bisa mendapatkan cintanya. Tetapi dengan ketulusan kita itu, pasti ada hal baik yang kita dapat. Dan benar sekali, dikarenakan cinta saya yang tulus kepadanya, dan meskipun saya tidak mendapatkan cintanya , akan tetapi banyak sekali hal yang saya dapat. Dikarenakan cinta saya yang tulus itu, Saya yang tadinya seorang pemalu kini menjadi periang, saya yang tadinya pemarah menjadi pemaaf, saya yang tadinya pengeluh menjadi penyemangat, saya yang tadinya penunda menjadi penyegera, dan hal yang paling saya rasakan adalah pada masalah agama. Dalam hal agama, sebelum saya mengenal dia, walaupun saya melaksanakan perintah agama, seperti shalat, mengaji dan yang lainnya entah kenapa maksiat juga saya laksanakan, artinya saya belum dapat melaksanakan perintah agama secara utuh. Dan setelah saya mengenal dia alhamdulillah saya benar-benar bisa meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama tersebut. Dan yang paling saya rasakan selama ini dalam shalat saya, saya belum pernah dalam shalat itu menangis mengeluarkan air mata, mengeluarkan air mata karena teringat akan dosa-dosa saya dan  kemarin saya termasuk orang yang aniaya, karena betapa besar karunia dan rahmat-NYA pada saya, tetapi saya tidak bersyukur karena saya tetap berbuat maksiat. Tetapi atas ijin dan rahmat Allah saya akhirnya bisa menangis dalam shalat saya, saya menangis akan dosa dan segala kehilafan saya. Entah kebetulan atau tidak, hal tersebut terjadi setelah saya mengenal dia. Alhamdulillahirabbilalamin.


“Terimakasih ya Rabb,, dengan hidup saya yang singkat di dunia ini, Engkau telah mempertemukan saya dengannya, Engkau anugrahkan rasa sayang dalam diri saya kepadanya dan Engkau jadikan dia jalan pembaik bagi hidup saya”.

0 comments:

Pasang Emoticon !

Post a Comment

daftar isi

Seputar sejarah

Powered by Blogger.

Tips2 menarik

Blog Archive

Sudah tahukah anda???